Jumat, 24 April 2009

Sudah benarkah doa yang anda baca slama ini



dikisahkan bahwa suatu ketika ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu. Sebab ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri sebab memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tidak istimewa. Namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya mobil Mark-lah yang paling tidak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua. Sebab mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka sekencang - kencangnya. Di setiap jalur lintasan telah siap 4 mobil dengan 4 pembalap kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan jalur terpisah diantaranya.

Namun sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat - kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam dengan tangan bertangkup memanjatkan doa. Lalu semenit kemudian ia berkata "Ya, aku siap!"

Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat - kuat. Semua mobil itupun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak - sorai, bersemangat dan menjagokan mobilnya masing - masing.

"Ayo...ayo...cepat...cepat...maju...maju", begitu teriak mereka. Ahha... sang pemenang harus ditentukan. Tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan... Mark lah pemenangnya. Yah, semuanya senang begitu juga Mark. Ia berucap dan berkomat - kamit lagi dalam hati "Terima kasih."

Saat pembagian piala tiba Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?" Mark terdiam. "Bukan, Pak. Bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark. Ia lalu melanjutkan "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain. Aku hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.

Sahabat, terkadang dalam hidup ini kita kerap berdoa. Tetapi lebih sering doa kita tampaknya tidak terkabul. Adakah yang salah dengan doa kita? Ataukah Tuhan memang tidak mau mengabulkan doa kita? Mungkin kita perlu berhenti sejenak. Mengambil waktu menginstropeksi diri, mengevaluasi perjalanan hidup kita. Karena barangkali diantara doa - doa yang kita panjatkan terselip keinginan - keinginan yang boleh jadi tidak adil bagi Tuhan dan orang lain.

Ingat, Tuhan mungkin menunda tetapi Dia tidak pernah menolak. Inilah yang harus anda pahami. Mark telah memberikan contoh bagaimana semestinya doa yang benar itu. Doanya Mark mengingatkan saya pada sebuah penggalan doa dari seorang bijak yang berkata...

"Tuhan, berikanlah aku keberanian untuk merubah apa yang bisa aku rubah. Berikanlah aku kesabaran untuk menerima apa yang tidak bisa aku rubah. Dan berikanlah aku kebijaksanaan dan hikmah untuk membedakan keduanya."


RUBAHLAH TAKDIR HIDUP MU..

Apakah anda percaya bahwa sesungguhnya takdir kita bisa diubah? Bukankah takdir itu sudah jelas Hak Prerogatif Tuhan yang tidak bisa diubah dan ditawar - tawar lagi? Lantas apa hubungannya dengan kesuksesan?

Penasaran khan? Pengen tau? Sabar...sabar... silahkan baca posting ini selengkapnya ;-)

Ada pepatah bijak yang mengatakan bahwa "Ujung usaha adalah takdir." Apakah anda percaya dengan ungkapan tersebut? Percaya atau tidak disetiap usaha yang kita lakukan pasti membuahkan hasil. Baik itu hasil yang kita inginkan maupun hasil yang tidak kita inginkan. Yang jelas dengan berusaha, berupaya dan berikhtiar kita pasti akan memperoleh hasil. Hasil akhir itulah Takdir Kita.

Tuhan telah menentukan apa - apa yang telah Dia tentukan. Jauh sebelum alam semesta ini ada. Bahkan jauh sebelum segala sesuatu itu ada. Itu semua telah tertulis di sebuah kitab yang bernama Lauh Mahfudz. Dan ini adalah rahasia Tuhan yang tidak perlu kita ketahui. Yang mesti kita ketahui -- dan menjadi tugas kita -- adalah berusaha dan berupaya menjadi lebih baik dari hari ke hari. Terlepas dari masalah takdir atau garis nasib, urusan kita -- sekali lagi -- hanyalah berusaha, berupaya untuk merubah hidup dan meraih kesuksesan. Berhasil atau tidak itu bukan soal. Sepanjang kita maju, bergerak, dan berupaya tentu takdir kita akan berubah.

Misal, jika anda sekarang dalam kondisi miskin dan serba kekurangan dan ingin merubah kondisi tersebut agar menjadi kaya. Maka mau tidak mau, suka tidak suka, rela tidak rela anda WAJIB berusaha sekuat tenaga bekerja keras, cerdas, berkualitas, ikhlas, tuntas agar kaya itu bukan hanya mimpi tapi merupakan kenyataan. Bila anda tidak bergerak dan bertindak maka jangan harap kondisi yang sekarang miskin akan pernah berubah.

Contoh lain, ketika sekarang anda nganggur dan ingin memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, tidak ada jalan lain kecuali anda HARUS BERBUAT SESUATU. Tidak hanya berpangku tangan menunggu keadaan berubah dengan sendirinya. Anda harus mencari lowongan pekerjaan, mengirim surat lamaran, meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan perusahaan dan sebagainya dan sebagainya sampai anda mendapatkan pekerjaan yang anda inginkan. Inilah hakikat makna dari firman Tuhan dalam ayat suci bahwa "Tuhan tidak akan merubah keadaan seseorang sebelum seseorang itu merubah keadaan dirinya sendiri."

Hal ini sejalan dengan apa yang dibahasakan oleh Tung Desem Waringin, Pelatih Sukses No. 1 Indonesia "Don't wait for things to happen, make things happen. No action = Nothing happen, Take action = Miracle happen." Jangan hanya menunggu hingga sesuatu itu terjadi, tetapi buatlah sesuatu itu terjadi. Tanpa tindakan, tidak ada yang terjadi. Bertindaklah maka keajaiban akan terjadi.
Inilah inti dari Upaya = Pengubah Takdir.

2 komentar:

  1. Tentang do'a, Nabi Muhammad S.a.w. bersabda : 'Sebaik-baik do'a adalah Alhamdulillah'. Alhamdulillah adalah kalimat pujian, bahkan 'total' pujian, karena kata itu berarti segala puji bagi Allah. Memuji bukan meminta, itu lebih baik. Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu, termasuk hajat kita. Dalam sebuah riwayat dikisahkan seorang malaikat utusan Allah menemui Nabi Ibrahim A.S. dan berkata : 'Sampaikan hajatmu.' 'Tidak jika kepadamu,' jawab Nabi Ibrahim. Malaikat berkata lagi : 'Sampaikan hajadmu kepada Allah.' Nabi Ibrahim menjawab : 'Cukuplah pengetahuanNya bagiku.'

    BalasHapus
  2. setuju banget mas... terimakasih komentarnya..

    BalasHapus